Kabupaten
Blitar memiliki beragam objek wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya,
wisata religi, dan wisata bahari. Tak ketinggalan objek wisata budaya, yang berupa
candi atau situs. Salah satunya adalah Situs Wringin Branjang. Keberadaan situs
ini kurang dikenal masyarakat luas.
Situs Wringin Branjang yang
terletak di lereng Gunung Gedang bagian selatan
atau yang lebih tepatnya terletak di Desa Gadungan Kecamatan Gandusari. Desa ini
berjarak 25 Km dari Kota Blitar. Situs ini berada di tengah-tengah perkebunan karet
yang cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Situs
Wringin Branjang ini tidak memiliki kaki candi seperti candi pada umumnya, melainkan
langsung badan yang terbuat dari batu Mergel (padas) yang lebarnya 3 m, dengan panjang
4 m, dan tinggi 5 meter. Pada badan candi tidak terdapat relief atau hiasan seperti
dinding candi pada umumnya. Pada dinding candi terdapat lubang-lubang ventilasi
yang sangat sederhana. Atapnya pun juga tidak seperti atap candi pada umumnya melainkan
menyerupai atap rumah rakyat seperti sekarang, yang keseluruhannya terbuat dari
batu.
Candi
ini menghadap ke selatan dengan lebar pintu 1 m dan tinggi 2 m. Bagian ambang pintu
ini memiliki lubang yang fungsinya sebagai engsel. Di dekat pintu masuk terdapat
sebuah Arca Parwati, yang berbentuk tangan manusia berdiana hasta, dengan bunga
padma di atasnya. Dengan tangan kanan dewanya memegang Aksamala dan tangan kiri
memegang Camara. Sayang kaki arca ini sudah hilang. Dari dalam ruangan candi dapat
dilihat bahwa dinding candi terdiri dari 18 lapis batu, sedangkan atapnya (
sikara )terdiri dari 17 lapis batu.
Candi
ini memiliki keunikan tersendiri karena bangunan candi berbentuk seperti rumah masyarakat
pada umumnya. Selain itu, di dalam candi terdapat arca manusia dalam posisi duduk
dengan sikap tangan berdiana hastu. Arca ini memakai gelung rambut di atas ubun-ubun
dengan hiasan pada gelung rambut berwujud kepala atau tengkorak. Pada lehernya memakai kalung. Arca ini memakai
pakaian tetapi pakaiannya tidak jelas. Arca ini memiliki ukuran dengan tinggi
75 cm, lebar 40 cm, dan tebal 30 cm.
Situs
Wringin Branjang memiliki halaman yang sangat luas, yang dikelilingi dengan hutan,
dan perkebunan karet, serta pohon-pohon yang besar. Di sebelah selatan candi terdapat
tandon air bersih, yang digunakan
untuk masyarakat. Di sebelah utara candi terlihat pegunungan, yang biasa orang
menyebutnya Gajah Mungkur, dan di utaranya lagi menjulang tinggi Gunung Kelud.
Melihat keadaan lingkungan tersebut di atas, maka
keberadaan situs ini sangat potensial untuk dikembangkan. Perkembangan ini
misalnya dengan memperbaiki akses jalan yang menuju ke lokasi. Karena jalan
menuju lokasi belum diaspal, masih jalan desa yang berupa tanah liat.
Selain jalan, yang perlu diperhatikan lagi adalah segi
keamanan dari candi. Karena halaman candi tidak ada pagar, pagar yang ada hanya
di sekeliling candi, dan hanya terbuat dari kawat berduri. Melihat keadaan
seperti tersebut, maka candi ini rawan pencurian. Untuk itu perlu penambahan
pagar yang lebih permanen, agar keberadaan candi dapat lestari.
Pengembangan lain yang mungkin dapat dilakukan adalah
penambahan fasilitas yang ada di lingkungan candi. Fasilitas itu misalnya lapangan. Dengan
adanya lapangan maka tempat tersebut dapat dijadikan lokasi perkemahan. Apalagi
berdekatan dengan hutan, pegunungan, yang sangat cocok untuk kegiatan pramuka.
Dengan adanya pengembangan tersebut, diharapkan
keberadaan Candi Wringin Branjang dapat dikenal orang, dan kelestariannya dapat
terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar